Blogs Detail

...
Kementan Segera Terbitkan Lartas Impor Etanol dan Singkong, Perintah Prabowo

2025-09-22 05:42:33


JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memerintahkan untuk menerbitkan larangan dan/atau pembatasan (lartas) impor etanol dan singkong usai petani mengeluhkan jatuhnya kedua harga komoditas tersebut.  Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (19/9/2025). “Alhamdulillah hari ini atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia [Prabowo Subianto], khusus etanol, kami akan terbitkan lartas, larangan terbatas impor,” kata Amran. Dalam hal ini, Amran menjelaskan Indonesia hanya akan mengimpor etanol sesuai dengan volume kebutuhan pasar. Ini artinya, jika produksi etanol dalam negeri mencukupi, maka impor ditiadakan.Selain itu, Kepala Negara RI itu juga akan menerbitkan lartas untuk singkong. Hal ini seiring dengan tak terserapnya singkong dalam negeri, lantaran impor tepung tapioka yang membanjiri pasar. “Tepung tapioka mana kala terpenuhi, itu impor tidak diperbolehkan. Ini keputusan yang sangat strategis diperintahkan oleh Bapak Presiden,” terangnya.Apalagi, dia mengeklaim produksi tetes tebu dan ubi kayu (singkong) dalam negeri mencukupi, sehingga tidak diperlukan importasi. Saat ini harga tetes tebu di tingkat petani turun menjadi Rp900 per kilogram, dari sebelumnya Rp2.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga singkong di tingkat petani yang turun tajam hingga 60% dari sebelumnya Rp1.350 per kilogram. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan bahwa masuknya impor tepung tapioka ke dalam negeri telah menekan harga singkong di Provinsi Lampung dan di Tanah Air. "Ini menyebabkan petani di seluruh Indonesia untuk singkong mengeluh," imbuhnya. Dalam catatan Bisnis, Kementan melalui surat permohonan Nomor B-191/PI.200/M/05/2025 tertanggal 14 Mei 2025, menyatakan perlu adanya perlindungan untuk para petani komoditas ubi kayu dalam negeri. Dalam surat itu, Amran mengatakan bahwa petani singkong saat ini kesulitan menjual hasil panennya akibat meningkatnya produk impor. Adapun, untuk melindungi petani dan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen, maka perlu adanya langkah strategis dalam bentuk pengendalian impor, termasuk opsi penetapan lartas terhadap komoditas ubi kayu dan beberapa bentuk produk turunannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan volume impor ubi kayu dari 2023 ke 2024. Amran menilai kondisi ini mengganggu pasar domestik dan mengancam keberlangsungan usaha tani singkong. Kondisi serupa juga terjadi dengan produk turunannya, seperti tepung tapioka. Amran menyebut, pengendalian impor singkong sejalan dengan arahan Kepala Negara RI untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, mengoptimalkan bahan baku lokal, dan mendukung penghiliran industri dalam negeri. Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga sempat mengusulkan adanya pembatasan impor etanol untuk melindungi serapan produk sampingan (by-product) dari industri gula, terutama tetes tebu (molase) yang merupakan bahan baku utama pembuatan etanol. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut, keberadaan etanol impor berpotensi menekan permintaan tetes tebu dalam negeri, yang pada akhirnya berdampak pada operasional pabrik gula. Arief mengatakan, jika permintaan tetes menurun akibat membanjirnya etanol impor di dalam negeri, maka pasokan tetes tebu akan menumpuk dan berisiko mengganggu proses penggilingan tebu. “Kalau etanol dari luar diimpor, maka tetesnya nggak laku, masih penuh di tangki, di penyimpanan. Kalau sudah penuh, kira-kira pabriknya bisa nggak giling tebu? Nggak bisa,” kata Arief saat ditemui di Gedung Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (11/9/2025).https://ekonomi.bisnis.com/read/20250919/99/1912915/kementan-segera-terbitkan-lartas-impor-etanol-dan-singkong-perintah-prabowo

2

Kantor

7

Gudang

250+

Karyawan

19+ Tahun

Pengalaman

© 2024 Netsprogram. All rights reserved.