2025-09-08 05:44:21
JAKARTA – Emiten komponen otomotif PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) tengah menggenjot diversifikasi produk suku cadang sebagai upaya menghadapi derasnya impor mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) impor di Indonesia. Wakil Direktur Utama SMSM, Ang Andri Pribadi mengakui maraknya mobil listrik yang masuk secara completely built up (CBU) memberikan tekanan tersendiri bagi industri komponen otomotif nasional. Meski demikian, dia menegaskan dampaknya terhadap penjualan perseroan masih belum signifikan. "Hal ini karena model bisnis perseroan lebih berfokus pada pasar aftermarket serta segmen heavy-duty dan kendaraan komersial yang masih didominasi oleh kendaraan berbasis internal combustion engine atau ICE," ujar Andri kepada Bisnis, dikutip Kamis (4/9/2025). Andri menilai, kendaraan niaga akan tetap relevan dalam jangka menengah hingga panjang. Pasalnya, armada komersial cenderung beroperasi di area terpencil, digunakan hampir 24 jam, serta memerlukan perawatan berkala, sehingga permintaan komponen relatif stabil.Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, SMSM sudah lebih dari satu dekade menggeser fokus ke produk yang lebih tahan terhadap tren elektrifikasi. Upaya tersebut meliputi penguatan portofolio untuk segmen heavy-duty dan kendaraan niaga. "Kedua, dengan memperluas lini non-engine filtration seperti HVAC dan industrial filtration, yang menawarkan prospek pertumbuhan seiring meningkatnya standar kualitas udara, kebutuhan efisiensi energi, serta permintaan dari sektor-sektor kritikal seperti rumah sakit, farmasi, cleanroom, dan pembangkit listrik," tuturnya.Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, SMSM sudah lebih dari satu dekade menggeser fokus ke produk yang lebih tahan terhadap tren elektrifikasi. Upaya tersebut meliputi penguatan portofolio untuk segmen heavy-duty dan kendaraan niaga. "Kedua, dengan memperluas lini non-engine filtration seperti HVAC dan industrial filtration, yang menawarkan prospek pertumbuhan seiring meningkatnya standar kualitas udara, kebutuhan efisiensi energi, serta permintaan dari sektor-sektor kritikal seperti rumah sakit, farmasi, cleanroom, dan pembangkit listrik," tuturnya.Selain memperluas lini produk non-mesin, SMSM juga mengembangkan suku cadang yang mendukung elektrifikasi. Saat ini, terdapat sekitar 60–70 SKU (Stock Keeping Unit) yang relevan dengan aplikasi kendaraan listrik, meskipun kontribusinya masih terbatas seiring dengan rendahnya populasi EV di pasar utama perseroan. "Namun, langkah ini menunjukkan kesiapan SMSM untuk mendukung transisi industri," jelas Andri. Dengan kombinasi strategi yang mencakup penguatan aftermarket ICE, ekspansi produk non-engine, serta pengembangan komponen untuk kendaraan listrik secara bertahap, SMSM optimistis gelombang impor mobil listrik tidak akan mengganggu kinerja secara langsung. Perseroan justru melihat sebagai peluang memperkuat posisi bisnis dalam jangka panjang. Sebagai informasi, data Gaikindo menunjukkan, penjualan mobil wholesales sepanjang Januari–Juli 2025 tercatat 435.390 unit, turun 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 484.250 unit. Sementara penjualan ritel juga merosot 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan 508.041 unit pada 7 bulan pertama 2024. Di sisi lain, penjualan mobil listrik murni justru melonjak signifikan. Dalam periode yang sama, wholesales mobil listrik mencapai 42.178 unit, mendekati total penjualan sepanjang 2024 yang berada di angka 43.188 unit.https://otomotif.bisnis.com/read/20250904/275/1908529/selamat-sempurna-smsm-pacu-diversifikasi-suku-cadang-hadapi-serbuan-bev-impor#goog_rewardedhttps://otomotif.bisnis.com/read/20250904/275/1908529/selamat-sempurna-smsm-pacu-diversifikasi-suku-cadang-hadapi-serbuan-bev-impor#goog_rewarded
© 2024 Netsprogram. All rights reserved.