Blogs Detail

...
Impor LPG Terus Naik, Jargas Dinilai jadi Solusi

2025-08-06 05:43:33


Jakarta - Impor liquified peteoleum gas (LPG) terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Jaringan gas (jargas) rumah tangga dinilai bisa mengurangi ketergantungan impor LPG Indonesia ini.Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mencatat, tingginya impor LPG imbas tak seimbangnya produksi domestik dan pertumbuhan konsumsi nasional. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rata-rata impor LPG mencapai 6,67 juta ton per tahun dalam kurun 5 tahun terakhir. Ada peningkatan 8,02 persen per tahun.Hal ini tercermin pada alokasi subsidi LPG 3 kilogram (kg) dari Rp 67,6 triliun pada 2021 menjadi Rp 87 triliun di APBN 2025. Komaidi melirik pemanfaatan jargas rumah tangga sebagai solusi untuk mengurangi beban kas negara atas impor LPG tersebut."Peningkatan pemanfaatan gas di dalam negeri, salah satunya melalui Jaringan Gas (Jargas) Rumah Tangga, berpotensi akan bisa membantu mengurangi impor dan subsidi LPG 3 kg," katanya.Dalam hitungannya, pencapaian program sambungan jargas 4 juta sambungan rumah (SR) dapat mengurangi volume impor LPG sebesar kurang lebih 400.000 metrik ton. Jumlah ini setara dengan sekitar 6,15 persen dari total volume impor LPG Indonesia saat ini, sekitar 6,5 juta metrik ton per tahun. Apabila dihitung terhadap total konsumsi LPG nasional, dampak program jargas mencapai sekitar 4,86 persen. "Setiap penambahan 1 juta sambungan rumah tangga (SR), program jargas diproyeksikan mampu menghasilkan potensi penghematan subsidi pemerintah sebesar (sekitar) Rp672 miliar," tuturnya.Negara Hemat Rp 2,69 TriliunKomaidi menyampaikan, keuangan negara bisa dihemat ketika target jargas rumah tangga bisa tercapai. Misalnya, dengan terealisasinya sambungan ke 4 juta rumah.Komaidi menghitung, negara bisa menghemat subsidi LPG 3 kg hingga Rp 2,69 triliun per tahun jika target itu tercapai."Jika target pembangunan jaringan gas (jargas) dalam rencana strategis sebanyak 4 juta sambungan rumah tangga (SR) dapat terealisasi, maka potensi penghematan subsidi LPG 3 kg yang dapat dicapai pemerintah diperkirakan mencapai Rp2,69 triliun per tahun," ujar dia.Konsumsi LPG Naik TerusAsal tahu saja, dalam periode lima tahun terakhir, 2020–2024, tren konsumsi LPG di Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 10,98 persen, naik dari 8,02 juta ton pada 2020 menjadi 8,90 juta ton pada 2024. Sementara itu, kapasitas produksi domestik hanya tumbuh sebesar 2,40 persen dalam periode yang sama, dari 1,92 juta ton pada 2020 menjadi 1,96 juta ton pada 2024. "Kesenjangan antara pertumbuhan konsumsi dan produksi di atas tercatat semakin memperbesar ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG," katanya.Bebani Anggaran NegaraKomaidi menyoroti pula total belanja subsidi meningkat dari Rp 242,1 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 307,9 triliun dalam APBN 2025. Peningkatan ini didorong terutama oleh lonjakan subsidi energi, yang naik dari Rp140,4 triliun menjadi Rp203,4 triliun di periode yang sama. Berdasarkan komoditasnya, subsidi LPG 3Kg tercatat memiliki porsi terbesar yaitu sekitar 42 - 45 persen dari total subsidi energi. Alokasi subsidi untuk LPG 3 Kg juga tercatat meningkat dari Rp67,6 triliun pada 2021 menjadi Rp87 triliun pada APBN 2025. https://www.liputan6.com/bisnis/read/6124583/impor-lpg-terus-naik-jargas-dinilai-jadi-solusi?page=3

2

Kantor

7

Gudang

250+

Karyawan

19+ Tahun

Pengalaman

© 2024 Netsprogram. All rights reserved.