2025-07-15 04:18:38
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia masih akan membahas rencana impor migas (minyak dan gas bumi) dari Amerika Serikat (AS). Saat ini pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi tarif dagang dengan Amerika.Adapun Indonesia telah menawarkan impor energi dari Negeri Paman Sam senilai USD 15,5 miliar, atau setara Rp 251,1 triliun (kurs Rp 16.200 per dolar AS). Sebagai upaya melobi Washington DC untuk menurunkan tarif impor produk Indonesia."Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar USD 15 miliar untuk belanja di Amerika, kalau tarifnya juga diturunkan," ujar Bahlil di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).Ia masih menunggu kabar dari Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto selaku ketua delegasi Indonesia."Kemarin saya belum tahu perkembangan terakhir, karena yang akan ngomong itu adalah Pak Menko sebagai ketua delegasi," kata Bahlil. Menko Airlangga sendiri sudah menyatakan bahwa Pemerintah AS menunda penerapan tarif impor sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia, yang sebelumnya direncanakan mulai berlaku 1 Agustus 2025.“Waktunya adalah kita sebut pause. Jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada,” ujar Airlangga.Keputusan ini merupakan hasil dari pertemuan Airlangga dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer.Kedua pihak sepakat untuk membuka ruang dialog lanjutan guna menyelaraskan proposal dagang dalam tiga minggu ke depan.Impor Langsung Minyak Mentah dari ASSebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pihak Indonesia menawarkan untuk melakukan impor langsung minyak mentah dari Amerika Serikat.Lantaran, selama ini Indonesia lebih memilih untuk mendatangkan minyak mentah dari Singapura yang jadi negara perantara."Karena selama ini juga kita mengimpor dari beberapa negara. Ada yang indirect, kita melaksanakan impor dari Singapura. Kemudian kita juga mengimpor dari Timur Tengah," ujar Yuliot di Jakarta, beberapa waktu lalu.Jalin Komunikasi dengan Exxon dan ChevronUntuk itu, Indonesia telah menjalin komunikasi dengan beberapa raksasa migas asal AS, seperti ExxonMobil dan Chevron untuk melakukan impor minyak mentah secara langsung."Jadi dengan beberapa produsen minyak dari Amerika kita juga sudah berkomunikasi. Seperti dengan Exxon, mereka punya produksi global sekitar 5,5 juta barel per hari. Sementara untuk Chevron mereka punya tingkat produksi secara global sekitar 3 juta barel," ungkapnya."Mereka selama ini suplai ke Singapura, dari Singapura baru kita impor. Jadi pada saat posisi kita indirect, berarti akan tercatat bukan ekspor dari Amerika, tapi tercatat dari negara lain. Itu yang jadi catatan kita," kata Yuliot.liputan6.com/bisnis/read/6104959/apa-kabar-rencana-impor-migas-dari-as?page=3
© 2024 Netsprogram. All rights reserved.